Breaking!
Loading...

Fenomena Alam Disebutkan di 2 Ayat Al-qur'an Ini

loading...

Assalamualaikum kerabat. Fenomena alam seringkali dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa ajaib,  yang terjadi di sekitar kita seperti gerhana bulan, gerhana matahari, awan yang menyerupai suatu bentuk, dan lain sebagainya. Tapi taukah kamu bahwa fenomena alam juga berarti hal-hal yang mengerikan dan membuat kita ketakutan, seperti misalnya gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan banjir. Semua hal tersebut masuk ke dalam fenomena alam. 
Fenomena alam sendiri dapat diartikan sebagai suatu kejadian atau peristiwa yang disebabkan bukan oleh manusia, atau tidak dapat dibuat oleh manusia, melainkan Tuhan yang maha kuasa. Bila melihat pengertian tersebut makan bencana alam seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi dan lainnya, dapat dikatakan termasuk ke dalam fenomena alam. Jika kamu pernah mendengar istilah bencana alam terjadi karena ulah manusia, salah satu alasannya adalah karena manusia tidak menjaga dan melestarikan alam yang mereka huni. Ketika manusia melakukan kedzaliman terhadap alam dan isinya, maka Allah memerintahkan mereka untuk memperingati manusia dengan bencana-bencana yang dibawanya.

Pada artikel kali ini, akan dijabarkan tentang ayat Al-qur'an yang membicarakan tentang fenomena alam. Bukan fenomena alam biasa tentunya, tapi bencana yang maha dahsyat bagi mereka yang tidak mempercayainya. Dua ayat al-qur'an ini akan dijelaskan secara lengkap beserta arti dan maknanya, semoga kita bisa mengambil hikmah dari dalam ayat tersebut. Mengingat ayat ini sudah ratusan tahun diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW, namun masih saja kita abai terhadapnya.

Mari langsung saja kita bahas kedua ayat yang mengandung makna fenomena alam yang maha dahsyat tersebut.

1. Surat Al Qari'ah

Surat Al Qariah diturunkan di Mekkah, termasuk ke dalam surat Makkiyah. Surat Al Qariah adalah surat ke 101 yang memiliki 11 ayat. Berikut ini adalah 11 ayat dari surat Al Qari'ah.
Ayat al -qur'an tentang fenomena alam

Penjelasan Ayat

القارعة adalah “Hari kiamat”. Berasal dari kata قرع  yang berarti mengetuk hati atau mengejutkan hati. Demikianlah sehingga Al-Qaari’ah bermakna hari kiamat. Yaitu hari yang mengejutkan hati dan sanubari setiap insan. Ketukan yang sangat dasyat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ayat 1-3 
Ayat 1-3 surat al qari'ah


berisi pemberitahuan akan datangnya hari kiamat, dan pertanyaan apakah hari kiamat itu.  Pertanyaan bukan berarti ketidaktahuan Allah melainkan untuk menarik perhatian siapa saja yang mendengarkan.

Ayat 4-5 
Ayat 4-5 surat al qari'ah


menjelaskan peristiwa yang terjadi pada hari kiamat keadaan manusia sangat panik, ketakutan dan kebingung. Mereka berlarian tak tentu arah sehingga mereka digambarkan seperti anai-anai yang bertebaran. Diantara para mufassir ada yang menjelaskan makna anai-anai adalah laron-laron yaitu binatang yang terbang tak tentu arah, ia hanya terbang apakah ia akan selamat tau celaka. Ada yang memaknai anai-anai dengan binatang atau serangga kecil yang  sering bertebarang mengelilingi lampu.
Baca Juga: Fenomena Kopi Mirna
Sedangkan gunung-gunung digambarkan seperti bulu yang berhamburan. Gunung adalah sesuatu yang bermateri berat dan bulu adalah sesuatu yang sangat ringan. Bisa dibayangkan kedahsyatan kiamat pada saat itu sehingga gunung diibaratkan seperti bulu yang dihambur-hamburkan sehingga menjadikan manusia menjadi kebingungan.

Kita biasa memikirkan, ada satu gunung berapi mengalami erupsi, sudah menjadikan manusia kebingungan, mencari perlindungan dan tempat yuang aman, mereka mengungsi dan meninggalkan harta bendanya. Apa lagi ketika gunung-gunung berapai semua berhamburan, mengeluarkan llahar panas tentu akan menjadikan situasi yang tidak menentu.

Ayat 6-9 
Ayat 6-9 surat al qari'ah


menjelaskan adanya dua golongan manusia, yaitu golongan orang-orang yang mempunyai timbangan kebaikannya lebih berat dan orang-orang yang mempunyai timbangan kebaikannya ringan. Setelah hari kiamat ada yang disebut dengan yaumul ba’as  yang artinya hari dibangkitkannya manusia dari kubur. (ba’ast = bangkit) sedangkan yaumul mahsyar yaitu dikumpulkannya manusia di padang mahsyar setelah itu manusia menerima catatan amalnya selama di dunia. Dengan catatan amal itu manusia dihisab (dihitung) dan dimizan (ditimbang) semua amalnya. Hal tersebut dinamakan yaumul hisab. Setelah itu manusia mendapatkan reward dan punishment atas seluruh perbuatannya di dunia pada saat yaumul jaza’ (jaza’=pahala) orang yang memiliki timbangan amal kebaikan yang banyak akan mendapatkan kehormatan dengan dimasukkannya ke dalam kehidupan yang memuaskan (surga). Dan kebalikannya orang yang memiliki timbangan amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah ke dalam Neraka Hawiyah.

Ayat tersebut menjelaskan tentang neraka hawiyah. Hawiyah artinya yang turun, maka orang yang memiliki amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah ke dalam neraka Hawiyah. Apakah dan bagaimanakah neraka hawiyah itu? Adalah api yang panas. Api yang panas, (bergejolak).

2. Surat Al Zalzalah

Surat yang kedua adalah Surat Al Zalzalah masuk ke dalam bagian surat Madaniyah atau surat yang diturunkan di kota Madinah. Surat Al Zalzalah terdiri dari 8 ayat, berikut adalah surat Al Zalzalah:

Surat Al Zalzalah tentang fenomena alam

Surat ini juga dinamai dengan Al Zilzal yang berarti goncangan yang dahsyat. Surat Al Zalzalah ini diturunkan sesudah surat An Nisa'.

Ayat 1-2
Surat Al Zalzalah ayat 1-2

Menjelaskan gambaran hari kiamat. yaitu ketika bumi digoncangkan dengan goncangannya yang belum pernah terjadi sama sekali sebelumnya. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya. Yang dimaksud semua itu adalah seluruh isi bumi baik berupa lahar yang pijar, barang tambang, timbunan harta maupun bangkai termasuk pula orang-orang yang telah terkubur di dalamnya.

Ayat 3

Surat Al zalzalah ayat 3

Pada ayat ini diceritakan bahwa setiap orang yang menyaksikan akan mendapatkannya sangat jauh berbeda dengan peristiwa-peristiwa serupa yang pernah terjadi sebelumnya dan secara rasional mereka tidak akan dapat mengetahui apa penyebabnya sehingga mereka bingung dan tercengang lalu berkata 'apa gerangan yang terjadi pada bumi ini?'

Ayat 4-5
Ayat 4-5 surat Al zalzalah

Pada waktu terjadinya guncangan itu, bumi mengungkapkan segala yang telah terjadi padanya, pemberitaan oleh bumi itu adalah rekonstruksi yakni semua perubahan dan kerusakan yang terjadi akan memberitahu orang yang bertanya dan menjelaskan keterangan yang ada padanya dan apa yang mereka lihat bukan karena proses alamiah belaka melainkan karena Allah telah memerintahkan pada bumi untuk menjadi demikian.

Ayat 6
Ayat 6 surat al zalzalah

Pada hari terjadi gempa besar itu, manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam (ada diantara mereka yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan sebagainya).

Dengan kata lain mereka keluar dengan kelompok-kelompok yang terpisah-pisah. Setiap kelompok akan mengarah ke tempatn masing-masing (surge atau neraka). Dengan kata lain mereka keluar berbondong-bondong lalu diperlihatkan kepada mereka balasan amal sesuai yang mereka lakukan di dunia berdasarkan kitab/suhuf (catatan amal perbuatan semasa di dunia) yang mereka terima setelah melewati hisab.

Ayat 7-8
Surat al zalzalah ayat 7-8

Dua ayat tersebut menjelaskan bahwa semua amal akan diperhitungkan, tidak akan hilang sekalipun sangat sedikit. Barang siapa yang berbuat kebaikan sebesar dzarroh Allah akan memberikan balasan yang setimpal begitu pula untuk amal buruk. Dzarroh adalah semut yang paling kecil ada juga yang mengatakan debu yang bertebangan yang terlihat pada sinar matahari yang memasuki kamar. Jadi benar bahwa seluruh manusia akan menerima balasan yang setimpal dengan apa yang pernah ia lakukan di dunia. Disinilah Allah menunjukkan sifatnya Yang Maha Adil.

Asbabunnuzul
Ayat 7-8 turun karena pada saat itu karena kaum muslimin menganggap bahwa orang yang bersedekah sedikit tidak akan memperoleh pahala, orang yang berbuat dosa kecil, seperti berbohong, mengupat, mencuri peglihatan dan sebangsanya tidak tercela serta menganggap bahwa ancaman neraka dari Allah hanya disediakan bagi orang-orang yang berbuat dosa besar, maka turunlah ayat ini sebagai bantahan terhadap anggapan mereka itu. (diriwayatkan oleh Ibnu Hatim yang bersumber dari Said bin Jubair)
Kesimpulan: Fenomena Alam dalam QS. AL-Qaari’ah dan QS.Az-Zalzalah

Surat Al-Qaari’ah dan Surat Az-Zalzalah mempunyai kesamaan dan keterkaitan yang erat. Keduanya sama-sama menjelaskan fenomena alam pada saat terjadinya kiamat. Diantaranya hancurnya alam semesta, gunung meletus, gempa bumi, angin ribut, badai dan lain-lain dalam waktu yang bersamaan dan maha dahsyat. Yang demikian dinamakan kiamat kubro. Walau hal tersebut merupakan gambaran keadaan alam pada hari kiamat namun fenomena alam tersebut mungkin terjadi jauh sebelum kiamat itu terjadi, dengan tempat, skala dan rentang waktu yang tidak bersamaan.  Seperti banyak bencana-bencana alam yang sering kita saksikan, yang demikian dinamakan kiamat sughro.

Kedua surat tersebut seutuhnya adalah peringatan akan adanya keguncangan bumi dan alam semesta. Di dalamnya juga perintah untuk memperbanyak amal sholih dan tidak meremehkan amal sekecil apapun karena akan ada yaumul hisab.

Seluruh fenomena alam yang terungkap pada kedua ayat tersebut merupakan sunnatullah atau hukum alam yaitu hukum yang berlaku sesuai dengan kodrat alam. Sehingga seluruh yang ada di alam semesta ini mengikuti kehendak Allah, dan tak ada seorangpun yang mengetahui kapan berakhirnya kehidupan ini.
loading...
Previous
Next Post »
Thanks for your comment