loading...
Assalamualaikum kerabat. Selamat pagi, selamat menikmati hari libur bagi yang menjalaninya, bagi yang tidak, capek deh'. Tapi tak usah gamang, buat kamu yang sedang liburan atau yang belum mendapatkan waktu liburan, saya hadir kembali untuk membumbui diam kamu. Sebelumnya izinkan saya untuk sedikit berimajinasi.
Baca juga: Presiden: "Jangan Rayakan Tahun Baru dengan Glamor" D'Academy Asia Jalan Terus
Tahun 2015 sebentar lagi akan pergi, dia menghilang di belakang kita - menjadi bayangan selamanya. Mari kita bersama-sama move-on ke tahun 2016, membuat rencana-rencana untuk kita jalankan tahun depan. Rasanya menulis resolusi di akun jejaring sosial sudah kuno, sebaiknya kita juga move-on dari hal-hal usang semacam itu. Ayo, kita kembali ke jalan yang benar, meminta dan berdoa dengan cara dan di tempat yang tepat.
Well untuk melengkapi halusinasi pagi ini, cuaca yang sedikit sendu tentu menambah syahdu suasana. Berbicara tentang Kaleidoskop atau rangkuman peristiwa yang terjadi di sepanjang tahun 2015, sepertinya sedikit menganggu pikiran saya kerabat, entah itu terjadi pada kamu juga atau tidak. Tapi jika menelisik lebih dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi selama 2015 maka yang terbersit hanyalah kontroversi. Setuju?
Bicara kontroversi ya bicara gimmick, sebuah skenario yang memang dibuat untuk menarik perhatian khalayak ramai. Saya sudah tidak perlu menyebutkan lagi peristiwa-peristiwa apa saja yang kontroversial tersebut. Saya akan mengajak kamu masuk ke dalam dunia saya. Di akhir tahun, disetiap penghujung tahun, semua media tanpa terkecuali menayangkan kaleidoskop versi mereka masing-masing, termasuk saya.
Hal itu menarik perhatian saya. Peristiwa-peristiwa itu menarik perhatian saya, dan berikut pertanyaan yang muncul dibenak tentang kaleidoskop 2015.
Apakah peristiwa-peristiwa yang terjadi selama 2015 adalah kejadian murni atau hanya settingan?
Pertanyaan ini akan membawa kita menuju dua buah sangkaan; yang pertama, JIKA tidak ada peristiwa besar MUNGKIN tidak akan ada kaleidoskop yang ditayangkan di setiap akhir tahun, baik itu ditayangkan di televisi, koran, majalah, website, etc. Apa yang bisa menarik perhatian orang-orang dari euphoria libur panjang akhir tahun selain rangkuman peristiwa fenomenal?
Tidakkah kamu memperhatikan, kecelakaan-kecelakaan yang berulang setiap tahun, khususnya di penghujung tahun? Mulai dari kecelakaan pesawat, kapal, kereta, metromini. Belum lagi ancaman teror. Saya akan mengingat tulisan ini dan akan membacanya lagi dipenghujung tahun 2016 yang akan datang. Saya ingin membuktikan apakah dugaan saya benar, bahwa itu semua settingan atau peristiwa itu masuk ke ranah budaya buruknya transportasi yang hanya terjadi di akhir tahun?
Hipotesis kedua, pada dugaan sebelumnya mungkin itu sebuah sangkaan yang ekstrim, mengingat banyaknya nyawa yang menjadi korban hanya demi kepentingan suatu kelompok. Opini kedua tentang kepentingan politik, perang antar genk, papah minta saham, mamah minta bagian atau apalah namanya. Menarik banyak perhatian dan ujungnya adalah distrust kepada pemerintahan.
Gencarnya pemberitaan media tentang peta perpolitikan, membuat peristiwa-peristiwa yang sudah saya sebutkan di atas tadi SEOLAH menjadi cara megalihkan perhatian dari kisruh/gaduhnya "yang mulia" para pimpinan, kecelakaan transportasi, bahkan sampai prostitusi tingkat tinggi, melibatkan artis, dan konon katanya, ada pejabat yang ikut menikmati tubuh si PSK. Semua peristiwa tersebut seperti membentuk lingkaran yang ujungnya kembali ke muara asalnya.
Jika hipotesis di atas benar, maka siapa mereka yang dengan sengaja membuat settingan tersebut dengan mengorbankan banyak jiwa, mencemarkan banyak nama, dan meninggalkan segudang tanya? Sekali lagi ini hanya dugaan, kemungkinannya 50-50. Kerabat yang super, seperti label yang menaungi tulisan ini, Bumbui Diam Kamu, tulisan ini dibuat hanya sebagai pelengkap hari libur kamu. TIDAK ADA maksud untuk menjatuhkan nama baik siapapun. Dan saya rasa masyarakat Indonesia pun sudah pintar dalam membaca situasi.
loading...
ConversionConversion EmoticonEmoticon