loading...
Perlu disadari bahwa saat proses pembelajaran berlangsung, seluruh aspek kejiwaan siswa dan guru terlibat. Bukan hanya fisik, perasaan, pikiran, bahasa tubuh, pengalaman dan emosi pun terlibat did dalamnya. Ini menunjukan bahwa pada setiap pembelajaran, prosesnya tidak sesederhana yang kita bayangkan selama ini. Wajar saja bila pada awal pembelajaran seorang guru memasuki ruangan belajar dengan wajah yang merengut atau suram, proses pembelajaran dapat diperkirakan berlangsung dalam suasana yang menegangkan dan melelahkan.
Sebaliknya, ketika seorang guru memasuki ruangan dengan wajah yang ceria dan menampilkan seuntai senyuman, suasana pembelajaran akan berbeda seratus delapan puluh derajat dibandingkan dengan suasana pembelajaran yang di atas. Ras senang belajar akan tumbuh dalam diri siswa. Kedekatan guru dengan siswa mulai terbangun dan ikatan emosi akan terjalin.
Baca juga: Langkah-langkah penerapan model Make a Match
Setelah ikatan emosi terjalin, saatnya seorang guru mulai membawa siswa ke dunia guru. Apapun materi yang disajikan (konsep, teori, topic, rumus, kosakata dan lainnya) dan eksplorasi lebih mudah dipahami siswa. Otomatis pembelajaran melibatkan seluruh aspek kejiwaan siswa dan guru. Bila ini terjadi, semua materi yang dipelajari akan dirasakan kebermaknaannya oleh siswa. Guru akan semakin berkembang wawasan dan pengalamannya melalui proses tersebut. Siswa tidak diliputi rasa takut dalam menyampaikan pertanyaan. Demikian juga guru dalam merespons pendapat siswa senantiasa menanggapi dengan gaya dan bahasa penuh motivasi dan empati.
Suasana pembelajaran yang santai dapat diciptakan bila guru menyadari bahwa materi-materi pelahjaran yang dipelajari akan melekat lebih lama dalam otak siswa bila suasana tidak kaku dan tidak serba procedural. Lagi pula agar materi yang dikaji lebih bermakna bagi anak, rasanya dalam suasana santai akan lebih terasa.
Dalam suasana santai proses pengedapan berlangsung lebih lama karena materi yang diterima akan bersentuhan dengan pengetahuan sehimpun yang berseliweran dalam otak siswa. Dngan terciptanya ikatan emosi antara siswa dan siswa, guru an siswa, hasil pembelajaran akan lebih mendalam dan bermakna.
Quantum Teaching Learning telah dicoba untuk diadopsi dalam strategi pembelajaran yang diterapakan disekolah-sekolah di Indonesia. Berdasarkan UU RI/ 2003, PP RI NO.19/2005 dan Permen Diknas RI No.41/2007 ditetapkan Standar Proses Pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Salah satu contohnya diterapkanya strategi PAKEM = Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Pakem adalah sebuah strategi pembelajaran terpadu yang melibatkan variasi dari metode, teknik, media/sumber belajar dan evaluasi hasil belajar. Pembelajaran aktif bertolak dari pandangan bahwa dalam belajar siswalah harus aktif, dalam arti siswa harus aktif mengkonstruksikan pengetahuan di dalam dirinya sendiri.
Pengetahuan merupakan penciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman dan interaksinya dengan likungan, prises pembentukan berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanyapengalaman yang baru. Pembelajaran aktif bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yasng dimiliki oleh peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Pembelajaran kreatif menekankan kepada bagaimana guru memfasilitasi kegiatan belajar siswa sehingga suasana belajar siswa kondusif, hal ini menuntut kreativitas guru dalam mengemas bahan pembelajaran.
Dengan pengemasan pembelajaran yang kreatif diharapkan siswa juga dapat terangsang untuk melakukan kegiatan-kegiatan kreatif. Pembelajaran efektif dilaksanakan dengan menerapkan prosedur pembelajaran yang sistimatis dan sistemik. Hal ini dilakukan dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif seperti belajar kooperati, konstekstual, dan belajar berbasis masalah. Pembelajaran menyenagkan dapat dimulai dengan menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar yang melalui berbagai sumber, baik sumber yang dirancang maupun yang dimanfaatkan.
Maka stertegi pakem yang diterapkan akan meningkatkan peran guru menjadi lebih bermakna lagi yaitu sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Guru dituntut harus mampu merencanakan, menciptakan dan menemukan kegiatan yang bersifat menantang yang akan membuat peserta didik berpikir, member alas an logis, menggunakan pikiran secara baik. Demikian artikel tentang Pendekatan, Asas, Prinsip, Model dan Penerapan Quantum Teaching. Sampai jumpa diartikel berikutnya, semoga bermanfaat, wassalam.
Sebelumnya: Model Quantum Teaching
loading...
ConversionConversion EmoticonEmoticon