loading...
Di beberapa wilayah dan negera di dunia, bulan Januari merupakan upacara keagamaan. Januarius (Januari) diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua, muka menghadap ke depan sebagai simbol msa depan dan muka yang satu lagi menghadap ke belakang sebagai simbol masa lalu. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus yang diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru.
Dewa Janus merupakan sesembahan kaum Pagan Romawi. Kaum kafir penyembah berhala atau dalam bahasa lain disebut Kaum Pagan. Ternyata hingga kini budaya, ritual, dan upacara keagamaan dari kaum pagan ini telah masuk merasuk dan mewarnai kehidupan kita tanpa kita sadari termasuk salah satunya adalah merayakan malam tahun baru. Kaum Pagan juga merayakan tahun baru mereka dengan menyalakan kembang api, membuat api unggun dan mengitarinya, memukul lonceng, dan meniup terompet.
Bulan Januari juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice. Winter Soltice adalah bulan dimana kaum pagan yang merupakan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. Tanggal 1 Januari adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang merupakan perayaan Paganisme (Penyembah matahari) dan ritual mereka di musim dingin.
Tanggal 1 Januari juga dirayakan oleh orang Persia yang beragama MajÅ«sî. Mereka orang majusi yang menyembah api menjadikan tanggal 1 Januari sebagai hari raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz. Kaum MajÅ«sî meyakini bahwa Tuhan menciptakan cahaya pada tahun baru, sehingga mereka akan merayakan peristiwa yang “Agung” ini.
Kaum Majūsî menyalakan api dan mengagungkannya dalam perayaan tahun baru ini. Mereka mengadakan perkumpulan di halaman, lalu juga di jalan-jalan, sampai ke pantai, mereka bercampur baur antara lelaki dan wanita, saling mengguyur sesama mereka dengan air dan khomr atau minuman keras. Mereka berteriak-teriak dan menari-nari sepanjang malam. Orang-orang yang tidak ikut serta dalam merayakan hari Nairuz, akan mereka siram dengan air yang bercampur dengan kotoran. Semuanya dirayakan dengan kefasikan dan kerusakan.
That's all. Kini pertanyaannya adalah, sebenarnya apa yang sedang kita rayakan? Adakah dasar kuat yang menjadikan tahun baru masehi menjadi sebuah perayaan? Silahkan untuk berimajinasi dan memikirkan sepanjang-panjangnya kamu bisa, kemudian nilailah sendiri olehmu sejarah tahun baru masehi tersebut. Sekian artikel tentang sejarah perayaan tahun baru masehi. Semoga bermanfaat, Wassalam.
Sebelumnya: Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi
loading...
ConversionConversion EmoticonEmoticon