loading...
Assalamualaikum kerabat, sebelum membahas Manusia Sebagai Makhluk Tuhan, sebelumnya sudah saya publish artikel mengenai Pengertian Hakikat Manusia yang bisa kamu baca dimari. Kembali pada inti tulisan kali ini, manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (conciousness) dan penyadaran diri (self-awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang menyadari keber-ada-annya, ia mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu di luar dirinya (objek).
Selain itu manusia bukan saja mampu berpikir tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang pemikirannya. Namun, sekalipun manusia menyadari perbedaannya dengan alam bahwa dalam konteks keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya. Sebab itu, selain mempertahankan asal-usul alam semesta di mana ia berada, manusia pun mempertanyakan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri.
Terdapat dua pandangan filsafat yang berbeda tentang asal-usul alam semesta dan manusia. Yaitu, (1) Evolusionisme dan (2) Kreasionisme. Menurut Evolusionisme manusia dan alam semesta menjadi ada bukan karena diciptakan sang pencipta, alam semesta menurut Evolusionisme ada dengan sendirinya, dan manusia adalah sebagai hasil evolusi. Sebaliknya menurut Kreasionisme menyatakan bahwa manusia dan alam semesta ada karena diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa.
Kita memang tidak bisa memungkiri adanya proses evolusi di alam semesta dan diri manusia, tapi dari kedua pandangan di atas, tentu sudah pasti pandangan kreasionisme yang kita yakini sebagai seorang umat yang beragama. Namun demikian, pandangan evolusionisme tetap dianut di antaranya oleh Herbert Spencer dan Konosuke Matsushita. Sementara itu, penganut pandangan kreasionisme di antaranya adalah Thomas Aquinas dan Al-Ghazali.
Dalam bidang metafisika khususnya kosmologi, paham evolusionisme juga ditentang melalui sesuatu yang dinamakan sebagai argumen kosmologi. Argumen kosmologi menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada mesti mempunyai suatu sebab. Adanya alam semesta termasuk manusia di dalamnya adalah sebagai akibat. Dalam hidup kita menemukan adanya rangkaian sebab-akibat, namun dalam hal ini mesti ada sebab pertama yang menjadi sumber bagi sebab-sebab lainnya, tidak berada sebagai materi, melainkan "Pribadi" atau "Khalik".
Oleh sebab manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa maka dalam pengalaman hidupnya tampak bahkan bisa kita alami sendiri sebuah adanya fenomena kemakhlukan. Fenomena kemakhlukan antara lain dapat berupa pengakuan atas kenyataan adanya martabat manusia dan perbedaan kodrat yang berbeda daripada Tuhannya. Manusia merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhannya Yang Maha Besar dan Maha Tinggi. Manusia mengakui ketidakberdayaannya dibanding Tuhannya Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa.
Manusia serba tidak tahu, sementara Tuhan serba Maha Tahu. Manusia bersifat fana sedangkan Tuhan bersifat abadi, manusia dapat merasakan kasih sayang Tuhannya, namun manusia pun tahu begitu pedih siksaan-Nya. Semua itu menimbulkan rasa cemas dan takut pada diri manusia kepada Tuhannya, tapi dibalik itu diiringi pula rasa kagum, hormat, dan dan rasa segan karena Tuhannya begitu luhur dan suci.
Semua itu menggugah kesediaan manusia untuk bersujud dan berserah diri kepada pencipta-Nya. Selain itu, menyadari akan maha kasih sayangnya Sang Pencipta maka kepada-Nyalah manusia berharap dan berdoa. Dengan demikian, di balii adanya rasa cemas dan takut itu muncul pula adanya harapan yang membuat kesiapan untuk mengambil tindakan dalam hidupnya.
Well kerabat, demikian artikel tentang Manusia Sebagai Makhluk Tuhan. Dengan kesimpulan bahwa adanya rasa takut dan cemas pada diri manusia yang menghadirkan rasa siap mengambil tindakan dalam hidupnya, dari sanalah muncul kejelasan akan tujuan hidup manusia, mendatangkan sikap positif dan mengenal akan masa depannya, menciptkan perasaan dekat dengan penciptanya. Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat. Wassalam.
Sebelumnya: Pengertian Hakikat Manusia Selanjutnya: Manusia sebagai Kesatuan Badan-Roh
Sebelumnya: Pengertian Hakikat Manusia Selanjutnya: Manusia sebagai Kesatuan Badan-Roh
loading...
ConversionConversion EmoticonEmoticon