Breaking!
Loading...

Manusia Sebagai Makhluk Susila

loading...
 

Assalamualaikum kerabat. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan berbagi artikel tentang Manusia Sebagai Makhluk Susila. Pada postingan sebelumnya, telah dibahas bahwa manusia sadar akan diri dan lingkungannya, manusia mempunyai kemampuan dan potensi untuk berpikir,  bertanggung jawab, berkehendak bebas, dan mempunyai potensi untuk berbuat baik.
Karena itulah, eksistensi manusia memiliki aspek kesusilaan. Immanuel Kant mengatakan bahwa manusia memiliki aspek kesusilaan karena pada diri manusia mempunyai rasio praktis yang memberikan perintah mutlak (categorical imperative). Contoh: Jika kita meminjam barang milik orang lain, maka ada perintah yang mewajibkan untuk mengembalikan barang barang pinjaman tersebut. 

Sehubungan dengan hal itu kiranya dapatlah dipahami jika Henderson (1959) menyatakan: man is creature who makes moral distintions. Only human beings question whether an act is morally right or wrong. Sebagai makhluk yang otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan pada suatu alternatif tindakan yang harus dipilihnya. Hal ini seperti yang dikemukakan Soren Aabye Kierkegaard: "Yes, I percieve perfectly that there are two possibilities, one cab do either this or that. 
Adapun kebebasan berbuat ini juga selalu berhubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan menentukan perbuatannya secara otonom maka akan selalu ada penilaian moral ataupun tuntutan pertanggung-jawaban atas perbuatannya.

Well kerabat, meski manusia memiliki kebebasan dalam menentukan perbuatannya, tetap ia tak bisa lepas dari tanggungjawab serta penilaian lingkungan masyarakatnya.

Sebelumnya: Manusia sebagai Makhluk Berbudaya            Selanjutnya: Manusia sebagai Makhluk Beragama
loading...
Previous
Next Post »
Thanks for your comment