Breaking!
Loading...

Think Pair Share (TPS) - Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)

loading...
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)


1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
TPS atau Think-Pair-Share atau dalam bahasa Indonesia berarti Berfikir-Berpasangan-Berbagi adlaah suatu jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk dapat mempengaruhi pola interaksi pada siswa. Model Think Pair Share membuat siswa bekerjasama saling membantu dalam kelompok kecil yang berisi 2 sampai 6 anggota, dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif,  dari pada penghargaan individual (Ibrahim dkk: 2000: 3).

TPS digunakan untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Guru menciptakan interaksi yang dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri, dan ingin maju. Guru memberi informasi, hanya informasi yang mendasar saja, sebagai dasar pijakan bagi anak didik dalam mencari dan menemukan sendiri informasi lainnya. Atau guru menjelaskan materi dengan mengaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan anak sehingga memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman yang baru bahkan membuat anak didik mudah memusatkan perhatian. Karenanya guru sangat perlu memperhatikan pengalaman dan pengetahuan anak didik yang didapatinya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, titik pusat (fokus) dapat tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab, atau merumuskan konsep yang hendak ditemukan. Dalam upaya itu, guru menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe TPS. Strategi TPS dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional seperti resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan di dalam lingkungan seluruh kelompok.

Penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran Think-Pair-Share itu sendiri, seperti yang disampaikan Lie (2002: 57) bahwa, Think-Pair-Share memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan siswa lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Dengan demikian jelas dengan melalui model Think-Pair-Share, para siswa secara langsung mampu memecahkan masalah, memahami materi pelajaran secara kelompok dan saling membantu satu sam lain, membuat kesimpulan dari diskusi juga mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Ibrahim (2000:  26-27) menyampaikan tahap utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share  sebagai berikut:
Tahap 1 : Think  (berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Lalu siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri dalam beberapa saat.
Tahap 2 : Pairing
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama sebelumnya. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Share  (berbagi)
Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.


Sementara Menurut Muslimin (Rosmiani, 2009: 26) menyatakan bahwa, langkah-langkah Think-Pair-Share ada tiga yaitu : Berpikir (Thinking), berpasangan (Pair), dan berbagi (Share).
Tahap 1 : Thinking (berpikir)
Kegiatan pertama Think-Pair-Share yaitu guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan topik pembelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara untuk beberapa saat. Dalam tahap ini siswa dituntut lebih mandiri dalam mengolah informasi yang dia dapat.
Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Pada tahap 2 ini guru meminta siswa duduk saling berpasangan dengan siswa lain dan mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama tadi. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat membagi jawaban dengan pasangannya. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Share (berbagi)
Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi jawaban dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Hal ini dapat efektif dilakukan dengan bergiliran pasangan demi pasangan, dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan sudah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

B. Kelebihan dan Kekurangan Model TPS
Terdapat kelebihan dan kekurangan pada model TPS dalam proses pembelajaran, menurut Hartina (2008: 12) menyatakan bahwa, Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah:
a. memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
b. siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.
c. siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugas dalam kelompok, yang hanya terdiri dari 2 orang.
d. siswa mendapat kesempatan mempersentasikan hasil diskusi dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada akan menyebar.
e. memungkinkan guru untuk dapat lebih sering memantau siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak.

Sedangkan Kelebihan model pembelajaran TPS menurut Ibrahim, dkk. (2000: 6) adalah,
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran Think Pair Share menuntut siswa menggunakan waktu untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan guru pada awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikan pada pertemuan berikutnya.
2. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
3. Angka putus sekolah berkurang. Model TPS diharapkan dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik ketimbang menggunakan pembelajaran dengan model konvensional.
4. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai kencenderungan siswa akan merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan guru. Dengan guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton.
5. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran lama, siswa yang aktif di kelas hanya siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan guru sedang siswa lain hanya pendengar materi yang disampaikan guru. Dengan menggunakan model pembelajaran TPS hal ini dapat dikurangi karena seluruh siswa akan terlibat dengan permasalahan.
6. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran Think Pair Share ini perkembangan hasil belajar siswa bisa diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Kerjasama dalam model TPS ini menuntut siswa mampu bekerja sama dengan tim, siswa dituntut belajar berempati, menerima pendapat atau mengakui secara sportif ketika pendapatnya tidak diterima.

Kelemahan model TPS adalah pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan yang dapat timbul adalah sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, saling mengganggu antar siswa (Ibrahim,2000: 18)
Baca Juga: Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif Serta Penjelasannya
loading...
Previous
Next Post »
Thanks for your comment