Breaking!
Loading...

Presiden Bilang: "Jangan tahun baru-an dengan glamor"; D' Academy Asia Jalan Terus

loading...
 

Assalamualaikum kerabat. Mungkin sebagian dari kamu bertanya-tanya mengapa judul artikel kali ini sedikit aneh. Sebelum membahas korelasinya, saya ingin bertanya terlebih dahulu apa itu MEA? Bukan MMA ya, tapi MEA atau kepanjangan dari Masyarakat Ekonomi Asean. Pada dasarnya MEA ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang di wilayah-wilayah yang menyepakati diselenggarakannya MEA, khususnya Negara di kawasan Asia Tenggara. Kebijakan yang ada pada MEA adalah bahwa tenaga ahli dari Negara tetangga di Asia Tenggara dapat bekerja di Indonesia, berlaku juga sebaliknya. Namun ada bayang ketakutan bahwa Indonesia tak mampu bersaing di Negaranya sendiri akibat kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni.

Fakta atau Opini?
Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tidak mengadakan perayaan Tahun Baru secara glamor. Jokowi, mengimbau perayaan Tahun Baru dilakukan dengan cara sederhana. kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung kepada wartawan saat menyampaikan hasil rapat terbatas, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/12) petang.

Ingat ya, MEA itu 31 Desember sudah mulai berlaku. Sungguh tidak relevan dengan kenyataan masyarakat Indonesia saat ini, dengan kemiskinan masih menjadi PR sementara MEA sudah di depan mata, kemudian masyarakat mengadakan pesta tahun baru. Inilah kiranya pernyataan yang disebutkan Presiden Jokowi kepada para "pemikir". 

Cara yang "unik" dari Presiden untuk mengingatkan akan adanya MEA kepada masyarakat Indonesia. Sementara di beberapa negara ASEAN lainnya, sosialisasi MEA dilakukan dengan cara seperti membuka kursus pendidikan bahasa Inggris dengan biaya disubsidi pemerintah. Peningkatan skill dan keterampilan pada generasi muda juga terus dicanangkan.

Pemerintah Indonesia sepertinya tak ingin membuat rakyatnya panik. Sosialisasi yang mungkin dilakukan Presiden adalah menyusupi daerah-daerah pelosok alias blusukan. Seperti yang akan dilakukannya pada perayaan tahun baru mendatang, dimana Presiden Joko Widodo akan merayakan tahun baru selama 5 sampai dengan 7 hari di beberapa tempat di Indonesia Timur. Di antaranya, Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Papua.

Bukan sepakbola antar Negara ASEAN seperti AFF Cup yang menimbulkan hegemoni rakyat Indonesia. Tapi MEA, seperti yang sudah saya paparkan sebelumnya tentang apa itu MEA. Namun, siapa sangka ada yang sudah lebih dulu mencermati dan mengambil inisiatif untuk bergerak cepat jelang MEA. Apakah atau siapakah yang mengambil langkah seribu tersebut? 

Dangdut Academy Asia. Meski mencatut kata Asia dalam penamaan kompetisi tersebut, nyatanya para peserta tidak berasal dari seluruh Asia melainkan hanya Asia Tenggara. Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura. Sekilas yang mereka adu adalah kualitas suara dari masing-masing peserta, itu poin pertama, jelas sekali bahwa ini adalah persaingan dibidang SDM.

Banyak cakupannya jika diperhatikan secara seksama, sang penayang program, artis-artis dan pihak yang berkaitan di dalamnya tentu akan ikut terangkat. Kedua, jika kamu suka atau pernah menontonnya, saksikanlah dengan mata kepalamu sendiri bagaimana para host (asal Indonesia) dengan para komentator yang berasal dari 4 Negara peserta lainnya, selalu menyelipkan barang dan produk kebanggaan dari Negara masing-masing.

Tanpa perlu saya jelaskan lebih panjang, kamu pasti mulai mengerti mengapa judul artikel kali ini terkesan tidak nyambung. Tapi sama seperti sosialisasi MEA yang melempem yang mungkin dikarenakan ketidakpedulian baik pemerintah maupun warganya sendiri, biarkan saya mengutip sebuah kesimpulan.

1. Presiden mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak merayakan tahun baru secara berlebihan. Karena MEA sudah berlaku tepat sebelum tahun baru, Presiden tak ingin ada pesta kejutan, dengan berlakunya MEA maka persaingan bukan hanya antar warga Negara Indonesia tapi se-ASEAN. Fokuslah menyambut MEA.

2. Dangdut Academy Asia adalah salah satu contoh kecil pertanda telah dimulainya MEA. Dimana para peserta ajang kompetisi tersebut berasal dari Negara-negara ASEAN. Saling beradu skill dalam olah vocal, mengangkat nama TV, para artis, serta pihak yang berkaitan termasuk iklan-iklan dan produk/barang/kebudayaan masing-masing Negara.

Terlepas dari benar atau tidaknya bahwa mereka sudah "mencuri start", perlu kamu ketahui bahwa saya tidak sedang membuat tulisan untuk mempromosikan acara tersebut. Silahkan nilai sendiri bagaimana seharusnya kita menyikapi MEA ini. Semoga MEA ini akan berdampak positif bagi kemajuan ekonomi khususnya bagi Indonesia dan ASEAN pada umumnya.
loading...
Previous
Next Post »
Thanks for your comment