Breaking!
Loading...

Kembang Akhirat Sudah Bersemi

loading...

Assalamualaikum, well kerabat, salah satu alasan kenapa saya belum mau menjadi guru adalah saya belum bisa mendidik moral diri saya sendiri. Belakangan, marak kasus bullying dan kekerasan yang terjadi di sekolah. Coba kamu bayangkan, murid SD bisa membunuh temannya, kaget kah kamu? Atau biasa saja? Pertanyakan kembali isi hati kamu! Liat lagi ke dalam kepala kamu!

Maksud saya, dimana pendidikan moral yang harusnya diajarkan seorang guru kepada anak didiknya? ******! Saya sebenernya sungkan membahas ini, teman saya banyak banget yang jadi guru. Tapi teman-teman saya beda, mereka guru yang andal meski baru keluar pertengahan tahun kemarin. Mereka tidak cuma modal cuap-cuap doanglah pastinya, tapi mereka juga punya set up, punchline, juga act out sebagai pelengkap.

Menurut saya, Indonesia krisis moral parah, kronis, akut. Kenapa saya bilang begitu? Karena dulu, waktu saya SD, saya lihat mahasiswa beradu dengan TNI dan POLRI, okelah saat itu backgroundnya demi reformasi. Tapi makin kesini saya liat tawuran antar mahasiswa, apa yang mereka perselisihkan? Menginjak SMP, saya liat kakak kelas saya di SMA tawuran, ada yang sampai terbunuh, apa yang mereka perselisihkan? 

Saat saya SMA, saya liat adik-adik saya di SMP tawuran, lagi-lagi apa sih yang mereka perselisihkan? Dan saat ini, saya lihat anak-anak SD berkelahi sampai ada yang terbunuh. Bahkan beberapa hari yang lalu di SD dekat rumah saya muridnya tawuran. Itu kejadian nyata, untungnya salah seorang guru mereka cekatan. Makanya jadi guru itu tidak gampang. Kamu harus bisa membuat murid-murid tidak hanya pintar Matematika, tapi juga meracik jiwa mereka, bagi saya 4 tahun belum cukup membuat saya jadi guru yang demikian.

Lalu kenapa anarkisme jadi mewabah belakangan ini? Baik itu di sekolah ataupun lingkungan rumah. Bullying adalah salah satunya, bullying terjadi karena si pembully ingin dirinya diakui berkuasa, dan siapa korbannya? Tentu mereka yang jika di bully tidak berdaya. Saya sama sekali tidak habis pikir darimana imajinasi untuk berkuasa itu muncul dibenak anak-anak. Tapi terasa sekali kalau semakin kesini hidup kita semakin tidak ada rasa persatuannya, seperti ingin hidup sendiri-sendiri. 

Mulai dari peran media, coba sebutkan satu saja program televisi yang saat ini masih berisikan tuntunan? Nothing! Kamu bisa melihat para penyiar berita, host program anak-anak, mengenakan rok ketat sampai dengkul. Isi beritanya atau isi programnya jangan ditanya, isi dengkulnya apa lagi. Iklan-iklan yang menonjolkan kegemulaian tubuh artisnya, dimana relevansinya dengan kebutuhan yang sebenarnya dimasyarakat? Game tawuran online, saya senang memainkan permainan ini, saya juga menulis beberapa artikel tentang game ini. Tapi saya tidak menganjurkan game ini untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun, kamu bisa baca privacy policy blog ini.

Dan entah ini kebetulan atau bukan, tulisan ini sudah saya buat sebagian tadi malam. Pada saat itu sempat terlintas dipikiran saya bahwa saya takut kelak anak TK yang masih unyu-unyu akan berkelahi dan bunuh-bunuhan, ya tentu kita semua tidak mau itu terjadi. Tapi saya baru saja mendapatkan berita yang membuat saya yakin untuk mempublikasikan tulisan ini, berita itu serupa tapi tak sama dengan yang saya takutkan menimpa anak-anak TK, berita tersebut tentang seorang guru TK yang tega menggantung muridnya hanya karena tidak menuruti perintah sang guru. Meski kekerasan pada anak TK itu terjadi di luar negeri, bukankah kita patut waspada agar hal yang sama tidak terjadi di pendidikan Indonesia. 

apa kontrol orangtua sekarang? Anak kamu susah dilarang memainkan gadget karena saat mereka mengajak kamu untuk menemaninya bermain, kamu lebih memilih memainkan gadget kamu. Artinya anak-anak itu peniru yang luar biasa. Saya punya keponakan umurnya 3 tahun, saya sering bermain denganya , saya sering ikut masuk ke dunianya. Dan kamu tahu apa yang terjadi dengan keponakan saya saat dia bermain sama bapaknya? Dia memainkan semua permainan yang saya tunjukan ke dia.  Sepintas perspektif ini akan meniadakan alasan penunjang bagi tersedianya guru berkualitas, guru bukanlah penanggungjawab utama dari kejadian-kejadian buruk yang terjadi dengan muridnya di sekolah. Jika begitu maka guru tidak diperlukan lagi, alasan mengapa guru ada adalah sebagai pengganti peran orangtua yang memang hakikatnya sibuk mencari nafkah.

Kembali lagi ke bullying, baik itu orangtua ataupun guru punya kekuatan yang cukup untuk mengentaskan masalah bullying ini. Jika dari kaca mata saya sendiri, seharusnya orangtua dan guru bisa menjadi role model bagi anak atau murid-muridnya. Tetap berkata-kata sopan di depan anak-anak, tidak memperlihatkan amarah di depan mereka. Mengawasi anak-anak ketika bermain game online juga bisa dilakukan sebagai pencegahan. Jangan pernah perlihatkan bahwa kita lebih mementingkan gadget saat anak kita butuh teman bermain. Televisi juga salah satu biang keroknya, dimana saat ini acara cela-mencela sudah mulai ditayangkan saat jam makan malam. Untuk anak-anak, mereka tidak tahu kalau itu cuma candaan, maka dari itu penting bagi orangtua memperhatikan apa yang anak-anaknya tonton, mainkan dan tiru.

Allah telah menegaskan bahwa salah satu tanda kiamat adalah tidak adanya lagi rasa saling perhatian satu sama lain. Masing-masing individu sibuk mengurus dirinya sendiri.  Sudah sejak lama kiamat sering disebut-sebut sudah dekat, sekarang kata-kata itu lebih cenderung menjadi bahan olok-olokan. Tapi tahukah kamu? Bagi kaum laki-laki jarak pertemuan antara satu hari jum’at dengan jum’at berikutnya seperti hanya berjarak satu hari. Inikah kembang akhirat yang sudah mulai bersemi? Wallahu a’alam, hanya Allah saja yang maha tahu. Semoga kita selalu bisa menjaga keluarga kita dari marabahaya yang mengancam badan dan batin mereka. Semoga bermanfaat, wassalam.
loading...
Previous
Next Post »
Thanks for your comment