loading...
Perubahan pemikiran itu umpamanya sama kaya seorang murid yang dari SD sampai SMA diperintah untuk berpenampilan rapi, setelah bertahun-tahun di doktrin untuk terus menjaga penampilan rapinya, dan akhirnya doktrin itu nge-badan dalam diri simurid, tiba-tiba saat dewasa publik bercerita tentang orang-orang berdasi yang moralnya bobrok. Dan istilah kampret ini muncul: Don't judge a book by it's cover, they say. So, what the hell i've done previously at my school???? Just WTF (Watsapp, twitter, facebook)!!!!
Atau Ibu yang dulu selalu bilang, "Ingat! Shalat itu nomor satu!" Ibu menulis kata-kata itu di sebuah kertas dan ditempel di pintu kost-an, pintu yang selalu saya lewati setiap kali mau ngorek-ngorek sampah di kampus, pun demikian pulangnya pasti lewat pintu yang sama. Tapi beberapa bulan belakangan Ibu berubah, saat saya sudah mulai meng-iman-i tulisan yang ia buat dan ia tempel dengan solasi minjem sama Bibi mpunya kost. Ibu yang dulu selalu bilang, "Ingat! Shalat itu nomor satu!", sekarang telah berubah, Ibu berbeda meski masih tetap terlihat cantik tapi saat ini wajahmu terlihat lebih tua dan selalu mendesak sambil bilang, "Kerja, kerja, kerja! Ngajar, ngajar, ngajar!"
Kita semua tahu dunia ini berputar, tapi apakah perputarannya mengakibatkan perubahan yang secepat kilat seperti ini? Sementara apa yang selama ini dipukul ke arah kepala bertubi-tubi sampai menyisakan lubang yang tidak pernah bisa tertutup lagi, mau dimusnahkan begitu saja? Bisa! Memang, tapi bukankah setiap individu dianugerahi keunikan masing-masing? Dan entah sesuatu apa yang membuat seseorang jadi terlalu lama untuk menerima kenyataan, percaya dan pasrah pada keadaan. Mungkin hal seperti itu yang disebut keunikan.
Di dunia ini, ada beberapa orang yang sangat sulit mengubah prinsip hidupnya. Apalagi setelah prinsip bawaanya sudah direlakan untuk diubah, tapi kemudian karena sebuah alasan absurd prinsip tersebut harus dikembalikan ke awal lagi. Reset Factory anjir! Itu sama saja seperti merelakan prinsip bawaan berubah, tapi setelah berubah muncul sebuah alasan absurd lalu prinsip tersebut harus dikembalikan ke awal lagi. I MEAN, WHAT NEXT??? Merubah lagi prinsip bawaan yang sebelumnya telah berubah, dan setelah diubah ternyata datang alasan tidak jelas, dan prinsip itu harus diubah lagi ke mode bawaan yang sebelumnya telah berubah karena datangnya alasan yang tidak jelas??
Satu hal yang bisa jadi bahan pelajaran, bahwa hidup ini memang sudah berputar 2 kali lebih cepat dibanding hembusan napas kita. Berputar dalam keadaan normal saja kita luput memperhatikan jika gunung ternyata juga bergerak seperti awan, "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagaimana jalannya awan.....(QS - An-Naml : 88)" Dan bukan tidak mungkin dunia meminta kita untuk semakin cepat dan semakin cepat lagi, sampai suatu hari nanti kita akan berangkat menuju tempat kerja hanya dengan memasukan diri kita ke dalam gadget yang kita punya.
Dan saya tahu Ibu - saya tahu - saya paham, bahwa kerja itu penting untuk menopang ibadah kita lewat penghasilannya, itu kan yang selalu Ibu mau saya mengerti? Dan saya harus bisa bertopeng lewat penampilan saya, lalu saat interview kerja saya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang isinya harus benar menurut perusahaan, bukan benar menurut saya atau benar menurut keduanya.
Juga harus pintar memanipulasi diri, karena saya sudah putuskan cepat atau lambat saya akan mengikuti jejakmu Bu, menjadi seorang pengajar. Sungguh itu suatu pekerjaan yang mulia, setidaknya menurut anak murid. Iya 'kan Jerry?
Simpulan|
Selalu kenali apa kegemaranmu, kesenanganmu dan semangatmu dalam mengerjakan sesuatu, sebelum memilih jurusan kuliah ataupun sekolah. Ketahui pada bidang apa seharusnya kamu terjun dan ikut ambil bagian dalam meramaikan dunia kerja nanti, pilihlah jurusan-jurusan yang menurutmu sesuai dengan jiwamu.
Jangan sampai kamu acuh pada hal-hal kecil, karena saat kamu berpikir kamu akan mengacuhkannya berarti kamu belum memperdulikannya, bukan tidak memperdulikannya. Selalu ingat kekuasaan pihak ketiga - yang Maha Kuasa. Sekian. Wassalam.
Juga harus pintar memanipulasi diri, karena saya sudah putuskan cepat atau lambat saya akan mengikuti jejakmu Bu, menjadi seorang pengajar. Sungguh itu suatu pekerjaan yang mulia, setidaknya menurut anak murid. Iya 'kan Jerry?
Simpulan|
Selalu kenali apa kegemaranmu, kesenanganmu dan semangatmu dalam mengerjakan sesuatu, sebelum memilih jurusan kuliah ataupun sekolah. Ketahui pada bidang apa seharusnya kamu terjun dan ikut ambil bagian dalam meramaikan dunia kerja nanti, pilihlah jurusan-jurusan yang menurutmu sesuai dengan jiwamu.
Jangan sampai kamu acuh pada hal-hal kecil, karena saat kamu berpikir kamu akan mengacuhkannya berarti kamu belum memperdulikannya, bukan tidak memperdulikannya. Selalu ingat kekuasaan pihak ketiga - yang Maha Kuasa. Sekian. Wassalam.
loading...
ConversionConversion EmoticonEmoticon