Breaking!
Loading...

Gadgetisme dan Humanisme

loading...

Assalamualaikum kerabat, selamat pagi dan selamat berakhir pekan. Buat kamu yang tidak berpergian kemana-mana dan berdiam diri di rumah, Anti-Mainstream kembali hadir untuk membumbui diam kamu. Dan bagi kamu yang hendak berpergian, tidak ada salahnya baca dulu artikel Anti-Mainstream ini sebagai pendongkrak mood.

Pernahkah kamu merasa berbeda dengan orang lain? Jika kamu merasa dirimu berbeda dari yg lain itulah dirimu yang sesungguhnya.  Tapi ibarat handhpone, manusia juga diberi tanda-tanda keunikan. Kalau handphone melalui merk dan versi sedangkan manusia lewat jiwa mereka. Untuk tetap bertahan, seorang manusia harus berkembang dengan cara mengupgrade jiwanya.

(Untuk kamu yang masih bertanya tentang blog ini, silahkan baca halaman about) Sama seperti handphone atau saat ini lebih dikenal dengan smartphone, jika tidak ada pembaharuan maka sistem akan usang. Begitu juga dengan jiwa seorang manusia, namun jika dalam pembaharuan ada virus yang menempel maka sistem akan rusak, pun demikian dengan manusia.

Pembaharuan atau upgrade pada smartphone biasanya secara otomatis akan diminta oleh aplikasi yang bersangkutan, sebut saja kalau dalam diri manusia adalah hati. Hati akan memanggil kita untuk memperbaharui segala sesuatu yang berkaitan dengan keberlangsungan sistem di dalam diri kita.

Sejak saat manusia dilahirkan dan ditanamkan sebuah chip unik bernama jiwa oleh penciptanya, manusia telah mengisi memori pada chip itu dengan berbagai macam aplikasi, biasanya kita menyebutnya dengan pola pikir, perilaku ataupun kebiasaan. Manusia juga punya memori eksternal, maka ada otak sebagai penampung tambahan.

Pada kedua memori, masing-masing berisikan aplikasi berguna dan kurang berguna atau lebih sedikit manfaatnya. Tidak jarang dalam aplikasi tersebut terdapat virus yang jika tidak cepat ditangani sewaktu-waktu bisa menyebar keseluruh sistem dan berpotensi membuat kerusakan sistem permanen.

Sedari lahir manusia telah menganggap dirinya ada dari ada, bukan dari tiada. Maka tidak heran jika sebagian manusia menganggap apapun yang terdapat pada diri mereka sebagai bawaan lahir. Padahal pembaharuan terus terjadi pada dirinya, satu persatu masuk mulai dari kelakuan paling jadul seperti merangkak, terlentang, terlungkup dsb.

Lambat laun sistem itu semakin canggih, dan menuntut diri manusia lebih selektif dalam memilih aplikasi karena kapasitas daya tampung yang semakin berkurang. Kemudian disebutlah pendewasaan, memilah apa yang berikutnya bisa dimasukan. Tentu yang lebih bermanfaat bagi dirinya dan tidak cuma membebani kapasitas ruang tampung. 

Manusia bisa berpikir lebih kritis lagi sebagaimana mereka menciptakan sebuah gadget. Karena entah dari mana datangnya, aplikasi-aplikasi yang berada dalam jiwa seorang manusia kini memandang kebermanfaatan diri mereka hanya untuk dirinya sendiri. Lihat kini fungsi gadget, manfaatnya tidak untuk diri si gadget itu sendiri, melainkan untuk banyak orang.

Sekarang beban di memori semakin berat. Puluhan bahkan mungkin ratusan aplikasi berjalan bersamaan di dalam diri manusia. Menyebabkan loading daya pikir semakin lambat, sakit di bagian leher secara tiba-tiba, daya imajinasi yg crush dan berfenti berfungsi, goresan-goresan pada bagian wajah.

Tapi daya tampung yg semakin tipis tadi nampaknya bisa terbayar lunas dengan lahirnya gadget-gadget baru (anak cucu kita) yg artinya; betapa senangnya kita karena waktu menggendong beban kehidupan akan segera berakhir. Dan akan dilanjutkan oleh anak cucu kita, (kasian mereka, bebannya pasti semakin berat).

Satu hal yg membedakan manusia dengan gadget adalah dalam kehidupan manusia ada wejangan-wejangan antar generasi sedangkan gadget tidak. Kini, pilihan ada ditangan kita, apakah kita akan menjadi seperti gadget yang akan hilang begitu saja, menjadi buah bibir di masa yg akan datang. Atau tetap seperti manusia yg fitrahnya adalah membawa nasihat dan perbaikan untuk generasi berikutnya.   

Gadget itu memang benar - mereka canggih. Tapi manusia tidak kalah canggih, pencipta kita pun menyediakan sistem format pabric factory. Kita bisa mereset jiwa kita kembali ke  sistem bawaan, dengan catatan, belum mati total.

Warning! Security system.
Jiwamu tidak boleh kuno, selalu perbaharui dan perbaiki. Namun jangan buang ciri dan keunikan yg pencipta kita berikan. Jagalah!


REKOMENDASI ANTIVIRUS
IBADAH
DOA
BERBUAT BAIK
BERAMAL SOLEH


Well, hati-hati jiwamu terinfeksi virus. Sekian, saya mau format pabric factory dulu kerabat. Wassalam.
loading...
Previous
Next Post »
Thanks for your comment